Perhatian : Pengutipan berita Portal Riau Terkini harus mencantumkan nama Portal Riau Terkini dan izin dari Admin : BURHAN, atau kami akan menuntut secara hukum sesuai @UU Hak Cipta.

Sabtu, 03 Mei 2014

Kisah Si Bungsu dan Pemuda Tampan

Alkisah di suatu desa terpencil hidup lah seorang janda dan kedua putrinya, dengan kondisi kehidupan yang memprihatinkan. Janda tersebut dijuluki dengan sebutan Mak Uteh. Sedangkan putri yang pertama bernama syafa dan putri yang kedua bernama si marwah atau biasa di panggil bungsu. Si syafa berwatak pemarah dan suka jail terhadap adiknya, sedangkan Marwah lemah lembut dan Sholeha.
Untuk menghidupi kedua putrinya ia mati-matian mencari sesuap nasi dengan mencari kayu bakar di hutan. Dengan usianya yang sudah renta, ia tak kunjung lelah berusaha dan terus berusaha.
Pada suatu hari kedua putrinya ikut membantu ibunya mencari kayu di hutan. Tengah asyik mencari kayu bakar, tiba-tiba syafa berteriak histeris. Karena mendapati dirinya dalam bahaya, seekor ular besar sedang memperhatikannya. Tampak nya ular tersebut kelihatan lapar dan segera ingin memangsa nya. Si bungsu mendengar teriakan kakaknya segera berlari dan memanggil nya, “kak, ada apa gerangan berteriak seperti itu ? dengan nafas terengah-engah. Tanpa basa basi syafa langsung berkata “ nggak lihat apa ada ular yang mau memakan ku “, dengan nada tinggi. Si bungsu mendengar ucapan kakak nya lalu mengusap dada dan berkata, “ astaghfirullahalazim, bagaimana ini kak ? apa yang harus kita lakukan. Ular itu semakin mendekat kearah syafa, si bungsu berusaha mencari kayu untuk mengusir ular tersebut. Tetapi anehnya ular tersebut malah mendekat dan terus berjalan kearah syafa. Syafa yang ketakutan langsung berteriak meminta tolong, “tolong... tolong ... tolong saya, ada ular besar ingin memangsaku”. Suara syafa terdengar oleh ibunya. Sementara si bungsu terus berusaha dan berdo’a untuk menolong kakak nya. Ibunya tertatih-tatih berjalan untuk menyelamatkan putri kesayangannya, sambil menghela nafas yang panjang dan sedikit kebingungan. 
Tanpa berfikir panjang sang ibu menghempaskan kayu ke arah ular tersebut dan mengenai badan sang ular, akhirnya ular tersebut berhasil di usir oleh ibunya. Lalu syafa dan marwah memeluk ibunya. Syafa yang kelihatan pucat karena ketakutan sekarang bisa menghela nafas yang panjang sambil berkata. “makasi mak udah selamatin syafa, syafa nggak tau apa yang akan terjadi sama syafa kalau mak nggak ada , sambil menangis. Ibunya tersenyum dan berkata “ udah jangan nangis lagi, udah kewajibanku untuk menjaga kalian, sambil mengusap kepala syafa dan marwah dan mencium nya.
Jelang beberapa jam kemudian, kayu bakar yang dikumpulkan pun sudah banyak dan siap untuk dijual dipasar. Tugas menjual kayu tersebut adalah tugas bungsu sedangkan kakaknya menyiapkan makanan untuk makan  sehari-hari. Sesampai dipasar sibungsu terpesona melihat sebuah kerudung berwarna biru, timbul keinginan dihati untuk memakai kerudung tersebut. Tetapi ia berpikir darimana mendapatkan uang untuk membeli kerudung sebagus itu, sedangkan uang hasil penjualan kayu bakar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tiba-tiba datang seorang pemuda tampan dengan wajah yang berseri dan girang. Ia pun bertanya kepada si bungsu, “ ada apa gerangan kok kamu kelihatan murung ?
Sibungsu dengan wajah lugunya berkata, “ tidak ada apa-apa kisana , hanya saja saya menginginkan kerudung yang indah di pasar tadi. Tetapi saya tidak punya uang, dengan wajah agak sedikit kemerah-merahan. Si pemuda tersebut tersenyum dan berkata, “ ternyata masih ada wanita yang ingin menutup aurat seperti kamu.
       Orang-orang diluar sana berlomba-lomba untuk menebar pesona untuk menarik hati para lelaki, sedangkan kamu tidak seperti mereka”. “kisana ini bisa saja, menutup aurat itu sudah kewajiban kita sebagai umat muslim” sela si bungsu. Tanpa basa basi tiba-tiba sipemuda tersebut membeli kerudung itu dan diberikan kepada si bungsu. Ternyata sang pemuda itu tersentuh hati nya dan mulai menyukai gadis tersebut. Si bungsu menerima dengan senang hati dan berterima kasih kepada pemuda tersebut.
Keesokan harinya, seperti biasa si bungsu menjual kayu yang di carinya. Dengan menggunakan kerudung pemberian dari pemuda tersebut. Dengan kerudungnya menambah seri wajah gadis mungil itu. Tiba-tiba si gadis ini bertemu lagi dengan pemuda tersebut, kemudian pemuda tersebut terpesona dengan kecantikan si bungsu dan berencana untuk menikahinya. Si bungsu pun memberitahukan hal ini kepada ibunya. Akhirnya pemuda itu dipertemukan kepada ibunya si bungsu, dan ibu si bungsu menerima kehadiran pemuda tersebut dan berpesan “ jaga baik-baik putri kesayanganku ya nak, jangan sakiti hatinya”. Pemuda itu pun menjawab dengan tegas “ ya bu, tidak mungkin saya menyakiti wanita sebaik marwah bu. Saya tidak akan mengecewakan ibu”. Ibu yang mendengar pernyataan pemuda itu pun merasa senang. 
Akhirnya mereka pun menikah dan hidup bahagia. Dengan adanya pemuda tampan tersebut mengurangi beban ibu untuk menghidupi anaknya, karena sang ibu tidak dianjurkan untuk bekerja lagi oleh menantu dan anak-anak nya. Kehidupan mereka pun berubah menjadi lebih baik lagi. Si bungsu dan pemuda tersebut dikaruniai dua orang anak.
Akhirnya keluarga sibungsu dan pemuda itu hidup bahagia selamanya.

Inilah kisah sibungsu dan pemuda tampan semoga dapat diambil hikmahnya.

By : Reni Desmawanti, Mahasiswi Politeknik Negeri Bengkalis.....




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons